Renungan Harian

Rabu, 08 Januari 2020

PERGUMULAN

PERGUMULAN

2 Tim 3 : 1 "Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar"

Sahabat Renungan Harian, pernahkah Anda mendengar seseorang berkata bahwa dengan percaya kepada Yesus saja, Dia akan memecahkan seluruh masalah Anda dan Anda akan menikmati kekayaan dan kedamaian dalam hidup ini?

Jika itu jalan yang Allah rancangkan bagi orang-orang yang melayani-Nya, lalu apa masalah Paulus?

Setelah bertobat, hidup Paulus begitu saleh, tetapi ia tetap mendapat banyak masalah. Ia adalah salah seorang misionaris terbesar sepanjang zaman dan apa masalah yang dihadapinya? Dipukul. Ditangkap. Hampir tenggelam. Melarikan diri ke luar kota.

Perhatikan Yusuf, Abraham, Ayub, Yeremia, Petrus. Mereka adalah orang-orang saleh. Namun, mereka semua menghadapi berbagai bahaya dan kesulitan yang tak pernah kita harapkan untuk kita alami.

Lalu, mengapa ada pergumulan seperti di atas? Mengapa tragedi yang menerpa orang kristiani sama kuatnya seperti tragedi yang menerpa kebanyakan kaum ateis yang antagonistis? 

Mengapa kita tidak terbebas dari bencana alam, penyakit serius, perselisihan antarpribadi, dan perlakuan tidak adil oleh orang lain?

Bagaimanapun juga, dengan cara yang dipakai Allah untuk membereskan segalanya, berbagai masalah kita dapat membawa kebaikan bagi kerajaan dan rencana-Nya. 

Tugas kita adalah memuliakan Allah dalam keadaan apa pun. Jika kita melakukan hal itu, maka pergumulan kita akan dapat mengarahkan orang lain kepada Sang Juru Selamat saat kita berhasil mencapai tujuan utama kita, yakni untuk mendapatkan kedamaian dan upah di surga.

"Tuhan mengizinkan ujian kehidupan menimpa kita bukan untuk menghambat, melainkan untuk menumbuhkan kita"

Share:

Selasa, 07 Januari 2020

ADA PENYERTAAN TUHAN SAAT KITA TAAT

ADA PENYERTAAN TUHAN SAAT KITA TAAT

2 Raja-Raja 18:7 "Maka TUHAN menyertai dia; ke manapun juga ia pergi berperang, ia beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi takluk kepadanya."

Dalam situasi yang berat seperti sekarang ini tak ada jalan selain kita harus bergantung penuh kepada Tuhan dan taat kepada kehendak-Nya.

Itulah kunci untuk mengalami perlindungan dan penyertaan Tuhan. Kita bisa belajar melalui Hizkia, raja Yehuda.  ia takut akan Tuhan dan hidup benar seperti bapa leluhurnya. Karena ketaatannya, Hizkia mengalami penyertaan Tuhan.

Meski demikian bukan berarti perjalanan hidup Hizkia akan luput dari masalah atau pencobaan.

Suatu ketika Hizkia harus menghadapi ujian yang berat, Tuhan mengijinkan hal itu terjadi supaya Hizkia dan seluruh rakyat Yehuda memiliki pengalaman iman bersama Tuhan. 

Setiap ketaatan dan kesungguhan kita dalam mengikut Tuhan pasti mendatangkan berkat atau upah dari Tuhan, sebaliknya  "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal," (Ibrani 2:2b).

Hari-hari ke depan, tantangan yang kita hadapi tidaklah semakin mudah, namun tidak ada alasan bagi kita untuk menjadi lemah.

"Sahabat Renungan Harian, jangan pernah merasa sendirian, kita akan dijaga dan dipelihara Tuhan seperti biji mata-Nya sendiri asalkan kita tetap hidup dalam ketaatan penuh!"
Share:

Senin, 06 Januari 2020

TUHAN MEMPERHITUNGAN PERGUMULAN KITA

TUHAN MEMPERHITUNGAN PERGUMULAN KITA

Mazmur 56:6 "Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?"

Mazmur 56 ini merupakan seruan dan doa Daud saat berada dalam pelarian.  Di negerinya sendiri ia terus diburu oleh Saul, sedangkan di negeri lain musuh juga mengincar dan memburunya.  

Serasa tidak ada tempat bagi Daud untuk berpijak.  Penderitaan Daud ini bukan disebabkan karena kesalahannya, justru karena pengorbanannya bagi bangsa Israel. 

Dalam kesesakannya ini berserulah Daud,"Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari,"  (Mazmur 56:2).  

Tuhan memperhatikan seruan umat-Nya saat dalam kesesakan.  Adalah salah besar jika kita beranggapan bahwa Tuhan tidak memedulikan penderitaan yang kita alami. 

Murid-murid Kristus sendiri pernah menganggap bahwa Tuhan tidak peduli ketika perahu mereka diterpa angin taufan ganas:"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"  (Markus 4:38).

Menghitung pergumulan  bisa diartikan bahwa Tuhan mencatat secara detail semua penderitaan yang kita alami.

Air mata yang mengalir dari kesengsaraan semacam inilah yang Tuhan simpan di kirbat-Nya, Tuhan akan memberikan kelegaan dan kelepasan.

"Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan sorak-sorai  (Mazmur 126:5)."
Share:

Minggu, 05 Januari 2020

JIKA TIDAK MASUK AKAL SERAHKAN SEMUA PADA TUHAN

JIKA TIDAK MASUK AKAL SERAHKAN SEMUA PADA TUHAN

Kisah Para Rasul 5:23  "Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya."


Tuhan menciptakan manusia dengan sesuatu yang sangat spesial dan berbeda dari ciptaan-ciptaan-Nya yang lain, karena manusia dilengkapi dengan akal dan pikiran.  

Sayangnya dalam menjalani hidup ini manusia lebih sering mengandalkan akalnya sendiri daripada hidup mengandalkan Tuhan.  

Celah ini dimanfaatkan Iblis untuk menanamkan benih keraguan, benih kebimbangan dan benih ketidakpercayaan, sehingga manusia tidak lagi sepenuhnya percaya akan kuasa Tuhan.

Sahabat Renungan Harian, kita harus menyadari bahwa akal kita ini sangatlah terbatas.

Dengan akal itu kita takkan mampu menjangkau dan menyelami kebesaran kuasa Tuhan, kasih-Nya, karya-Nya, kekuatan-Nya dan pekerjaan-pekerjaan-Nya."Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:9).  

Karena itu jangan sekali-kali menempatkan firman Tuhan di bawah akal kita, tetapi tempatkanlah firman Tuhan itu di atas akal kita.  Akal kita harus tunduk sepenuhnya di bawah otoritas firman Tuhan.  

Jangan sekali-kali mengukur dan menilai perkara-perkara rohani atau segala perkara yang Tuhan kerjakan dengan kemampuan akal kita, karena sampai kapan pun kita takkan sanggup."Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan,"  (Efesus 3:20). 

Perkara-perkara yang tak masuk akal atau yang mustahil itulah yang Tuhan kerjakan dan sediakan bagi orang yang mengasihi-Nya.

Dalam menghadapi masalah seberat apa pun tak perlu kita mereka-reka jalan, tak perlu kita takut dan stres, serahkan semuanya kepada Tuhan, karena Dia selalu punya cara untuk menolong kita dan cara-Nya penuh keajaiban."Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  (1 Korintus 2:9).  

Ketika dihadapkan pada hal-hal yang tak masuk akal seharusnya kita terdorong untuk semakin melekat kepada Tuhan dan mengandalkan-Nya.

"Tuhan kita adalah ahli dalam hal mengerjakan hal-hal yang tidak masuk akal!"
Share:

Sabtu, 04 Januari 2020

WAKTU TUHAN, BERBEDA DENGAN WAKTU MANUSIA

WAKTU TUHAN, BERBEDA DENGAN WAKTU MANUSIA

Pengkotbah 9:12a  "Karena manusia tidak mengetahui waktunya."  

Dalam menjalani hidup ini umumnya kita cenderung berjalan dengan kekuatan sendiri dan memandang segala sesuatu dari sudut pandang mata jasmaniah, akibatnya kita seringkali jatuh dan menuai kegagalan, sebab cara pandang kita akan berdampak pada tindakan-tindakan kita.

Kalau kita menatap hari-hari yang kita jalani ini sebagai sesuatu yang sangat keras dan sukar, maka kita akan merasakan betapa berat beban hidup ini, sehingga kita pun akan melangkah dengan gontai, tanpa semangat dan penuh keluh kesah.  Gontai berarti terhuyung-huyung dan lemah.

Dikatakan,  "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?"  (Amsal 18:14).  Tapi kalau kita melihat hidup ini dengan kacamata iman, kita akan memaknai hidup sebagai suatu kesempatan yang diberikan Tuhan bagi kita. 

Jika menyadari bahwa hidup ini adalah kesempatan, maka kita akan menjalani hidup ini dengan penuh semangat.

Karena itu kita tidak akan membiarkan waktu berlalu begitu saja, sebaliknya kita akan mengisi waktu tersebut dengan perkara-perkara yang positif dan melakukan segala sesuatunya sebaik mungkin, sebagaimana yang dinasihatkan rasul Paulus kepada jemaat di Kolose,  "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."  (Kolose 3:23).

Kesempatan tidak datang dua kali!  Terbukti ada banyak orang yang menyesal bukan main saat kesempatan yang diberikan itu tidak dipergunakan.  Akhirnya yang ada hanyalah penyesalan tiada guna.

Penting bagi kita untuk peka memperhatikan kapan waktu Tuhan membuka pintu dan menutup pintu  (kesempatan), sebab  "...apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka."  (Wahyu 3:7).  

Saat ini masih banyak orang tidak mau menggunakan kesempatan yang diberikan untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan, sebaliknya mereka lebih memilih menikmati kesenangan duniawi dan mengabaikan kehadiran-Nya.

"Waktu untuk bertindak telah tiba bagi Tuhan;"  Mazmur 119:126
Share:

Jumat, 03 Januari 2020

BERJALAN DENGAN PENUH IMAN DI TAHUN BARU

BERJALAN DENGAN PENUH IMAN DI TAHUN BARU

1 Petrus 1:3 "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,"
Kita harus menyadari bahwa waktu yang sudah lewat tak mungkin diputar kembali.  Adalah sia-sia jika kita terus meratapi nasib dan murung memikirkan kegagalan atau luka di masa lalu;  ini hanya akan menjadi penghalang bagi kemajuan kita.  

Kehidupan di tahun 2019 hendaknya kita jadikan pengalaman berharga.

Segala ujian dan permasalahan yang Tuhan ijinkan terjadi di tahun kemarin adalah pelajaran berharga agar kita dapat hidup lebih baik lagi.  Itu adalah bagian dari proses pembentukan Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kita.

Agar kita tidak mengulang kesalahan yang sama di tahun yang baru ini marilah kita memiliki tekad seperti Rasul Paulus,"...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,"  (Filipi 3:13).

Mari melangkah ke depan dengan penuh iman dan disertai perbuatan, pada saatnya kita pasti kan melihat mujizat dan karya-karya Tuhan yang besar dan ajaib terjadi!

Banyak orang dihantui oleh rasa takut dan kuatir melihat kenyataan yang ada, bahkan mungkin mereka berkata,  "Sanggupkah aku?" 

Namun sebagai orang percaya kita harus berani berkata bahwa tahun baru adalah tahun penuh pengharapan, karena kita percaya bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita. 

Ini adalah suatu kesempatan bagi kita untuk menata langkah baru supaya dalam tahun yang baru ini kita dapat melihat janji-janji Tuhan digenapi, doa-doa kita terjawab dan ada terobosan baru di segala aspek kehidupan kita.  

Untuk itu kita harus melibatkan Tuhan dan mengandalkan Dia senantiasa, sebab "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!"  (Yeremia 17:7).

Melibatkan Tuhan dan mengandalkan Dia berarti kita menjadikan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidup ini, sebagai tanda bahwa kita memiliki penyerahan penuh kepada Tuhan sehingga segala sesuatu yang kita lakukan, baik itu perkataan atau pun perbuatan, semata-mata kita lakukan untuk Tuhan Yesus."Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."  (Kolose 2:23).

"Sahabat Renungan Harian, Hadapi tahun baru ini dengan penuh iman..!!
Share:

Arsip Blog

Flag Counter
 
Renungan Rohani Kristen Mengucapkan " Selamat Hari Natal 25 Desember 2019 dan Selamat Tahun Baru 2020. Tuhan Yesus Memberkati. Amin.